13 item ditemukan untuk ""
- Studi Kasus: 75% Lebih Banyak Pekerja Kembali ke Pabrik yang Menggunakan WOVO
Setelah hampir 4 bulan ditutup, pabrik-pabrik di Vietnam berjuang untuk beroperasi kembali dan melanjutkan produksi. Hanya satu bulan setelah pemerintah mengizinkan pabrik untuk beroperasi kembali, pejabat setempat melaporkan hanya 46% dari tenaga kerja pra-pandemi yang kembali ke kawasan industri, tetapi pabrik dalam kawasan industri tersebut yang menggunakan WOVO, memiliki 100% tenaga kerja yang kembali. Photo Courtesy of ILO Asia-Pacific AIngin Kembali Bekerja, Banyak Pekerja Belum Tervaksinasi + Terisolasi Pada Oktober 2021, pemerintah Vietnam mencabut langkah-langkah ketat COVID, memungkinkan pabrik dibuka kembali jika pekerja yang kembali telah divaksinasi. Tetapi dengan hanya 29% populasi yang divaksinasi, ini adalah tugas yang menantang. Sementara sebagian besar pabrik berjuang untuk berkomunikasi dengan pekerja di luar lokasi dan mendukung mereka untuk melakukan vaksinasi dan kembali bekerja, pabrik pengguna WOVO dapat berkomunikasi langsung dengan pekerja, di mana pun mereka berada, untuk memberikan dukungan dan membuat mereka lebih cepat kembali bekerja. Hasilnya terlihat dengan jelas, pada November, pejabat pemerintah melaporkan hanya 54% pekerja yang kembali ke kawasan industri. Di kawasan industri yang sama, pabrik yang menggunakan WOVO melaporkan 95% pekerja telah kembali. Studi kasus ini menyoroti bagaimana pabrik alas kaki dengan lebih dari 11.000 karyawan berhasil beroperasi kembali dan mengatasi tantangan pekerja dalam skala besar menggunakan WOVO. Kekhawatiran Pekerja Penutupan pabrik menyebabkan kesulitan ekonomi yang sangat besar bagi para pekerja. Banyak pekerja sangat ingin kembali, tetapi dibiarkan terisolasi di kampung halaman mereka tanpa akses ke vaksinasi dan dengan demikian tidak ada kemampuan untuk kembali bekerja. Akibatnya, pabrik di Vietnam yang menggunakan WOVO mengalami peningkatan besar dalam pesan dari pekerja. 70% pesan di akhir tahun 2021, berasal dari pekerja yang khawatir mengenai; akses ke vaksin, kompensasi dari pemerintah dan pabrik untuk hari kerja yang terlewatkan karena karantina. WOVO membantu pabrik terhubung dengan pekerja yang belum kembali, menyebarkan informasi kepada semua pekerja di mana pun mereka berada dan dengan cepat memutuskan di mana dukungan tambahan diperlukan. Menginformasikan, Menanggapi + Mendukung Pekerja Pabrik-pabrik menyadari ada beberapa masalah kritis yang dihadapi oleh pekerja yang kembali dan membentuk tim yang didedikasikan untuk menanggapi pekerja + menyelesaikan masalah dalam waktu 24 jam. Dengan menggunakan fitur pengumuman perusahaan dari WOVO, manajemen pabrik dapat secara tepat waktu memberi tahu pekerja tentang pembaruan dari pemerintah dan pabrik mengenai bantuan keuangan dan dokumen yang menjadi persyaratan. Bekerjasama dengan Perwakilan Pekerja untuk Membantu Kebutuhan Finansial + Kompensasi untuk Hari Kerja yang Tertinggal karena COVID Sebagian besar pekerja khawatir tentang hilangnya pendapatan selama penutupan pabrik karena COVID. Manajemen berempati dan memahami keprihatinan, namun juga menghadapi kerugian yang signifikan selama penutupan, tetapi manajemen masih tetap ingin mendukung pekerja. Mereka mengadakan pertemuan yang pesertanya merupakan tiga pihak, termasuk manajemen pabrik, pekerja dan perwakilan serikat pekerja untuk membahas penyesuaian gaji dan kompensasi tambahan. Pabrik kemudian menggunakan WOVO untuk mengumumkan perubahan tersebut. Ini membantu meyakinkan pekerja yang khawatir untuk kembali bahwa kebutuhan mereka akan terpenuhi. Menggunakan Survei Pekerja untuk Lebih Memahami Kebutuhan Pekerja Menggunakan fitur Survei Pekerja dari WOVO, manajemen mengirimkan survei untuk memahami status vaksinasi pekerja, kesehatan secara umum, dan rencana untuk kembali ke pabrik. Setelah survei, manajemen mampu: Membuat rencana lebih baik untuk produksi dan kompensasi Mampu membantu pekerja yang tidak memiliki akses ke vaksin mendapatkan akses Membantu Pekerja Mendapatkan Akses ke Vaksin Untuk mendukung pekerja kembali bekerja, pabrik menghubungi puskesmas setempat dan mengatur jadwal vaksinasi bagi pekerja yang tidak bisa mendapatkan akses di kampung halaman mereka. Hasilnya, 95% pekerja divaksinasi lengkap dan 80% dapat menerima suntikan ke-4, memungkinkan mereka kembali bekerja lebih cepat + lebih aman. Saling menguntungkan. Peningkatan Hasil yang jelas bagi Pekerja+ Pengembalian finansial yang jelas bagi Pabrik. Pabrik yang menggunakan WOVO mampu memastikan keselamatan pekerja, mengatasi kekhawatiran kerugian finansial dan membuat pekerja lebih cepat kembali bekerja. Pekerja merasa didengar, didukung, dan dilibatkan. Pabrik yang menggunakan WOVO dapat lebih cepat kembali ke tingkat produksi sebelum pandemi dan memenuhi kebutuhan klien.
- Kursus eLearning ‘Hak & Tanggung Jawab Pekerja’ dari Better Work untuk Pekerja Pabrik
Pakar industri terkemuka, Better Work milik ILO dan Labor Solutions merancang + mengembangkan kursus eLearning ‘Hak dan Tanggung Jawab di Tempat Kerja’, yang dimulai dari Indonesia dan Bangladesh. Produktivitas, kebahagiaan, keselamatan, dan kondisi kerja buruh (pekerja) di tempat kerja berjalan beriringan. Penting bagi pekerja untuk memahami hak-hak mereka agar mereka dapat mengadvokasi hak-hak mereka. Advokasi dan perlindungan dimulai dari pendidikan. Labor Solutions mendukung Better Work untuk merancang dan mengembangkan materi eLearning ‘Hak dan Tanggung Jawab di Tempat Kerja’. Pendekatan keseluruhan materi kursus didasarkan pada Deklarasi Organisasi Buruh Internasional (ILO) tentang Prinsip dan Hak Mendasar di Tempat Kerja, Konvensi ILO yang relevan, serta materi yang ada dari modul ‘Pemberdayaan di Tempat Kerja’. Kursus ini terdiri dari lima materi yang masing-masing dirancang untuk diselesaikan oleh seorang pekerja dalam waktu kurang lebih 15 menit. Konten dan informasi kursus disertai dengan interaksi yang menarik dan latihan yang mengandung elemen permainan yang menyenangkan. Materi kursus mengikuti pendekatan desain inklusif, dengan navigasi intuitif, visual yang deskriptif, dan narasi audio yang telah dilokalisasikan. Untuk membantu pekerja lebih memahami hak-hak mereka dalam konteks hukum nasional, materi kursus juga akan mencakup hukum yang relevan untuk setiap fokus area di Indonesia dan Bangladesh. Kursus akan diberikan langsung kepada pekerja melalui aplikasi telepon seluler WOVO dan portal web online WOVO. “Kami terus berupaya meningkatkan konten yang tersedia bagi pekerja untuk memastikan mereka berhasil di tempat kerja dan di rumah. Kami sangat senang bekerja sama dengan Better Work untuk dapat menambahkan konten berkualitas tinggi,” ujar Elena Fanjul-Debnam, CEO dari Labor Solutions. “Pandemi COVID-19 telah mengubah cara kami belajar, telah terjadi perubahan besar dari cara pelatihan tradisional dan ini membuka jalur kami untuk menjelajahi platform lain seperti e-learning, pelatihan digital, model pembelajaran campuran, dll. Di BW kami mencoba untuk meningkatkan jangkauan dan dampak kami dan karena pelatihan digital ini dapat disampaikan dengan biaya rendah dan gangguan yang minimal pada pekerjaan sehari-hari pabrik dan berkontribusi pada perjalanan belajar seumur hidup orang dewasa dengan tingkat retensi yang lebih tinggi, kami percaya ini adalah caranya maju”, ujar Minna Maaskola, Senior Technical Specialist, Training & Capacity Building dari Better Work. Kursus Hak dan Tanggung Jawab akan mencakup: Kondisi kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kebebasan berserikat dan perundingan Bersama Kerja paksa, pekerja anak dan usia minimum kerja Diskriminasi dan penghapusan kekerasan di tempat kerja Better Work, kolaborasi antara Organisasi Buruh Internasional PBB (ILO) dan International Finance Corporation (IFC), anggota World Bank Group – adalah program komprehensif yang menyatukan semua tingkat industri garmen untuk meningkatkan kondisi kerja dan respek pada hak tenaga kerja bagi pekerja dan meningkatkan daya saing bisnis pakaian jadi. Sebagai hasil dari partisipasi mereka dengan Better Work, pabrik-pabrik terus meningkatkan kepatuhan terhadap standar-standar inti ketenagakerjaan ILO dan undang-undang nasional yang mencakup kompensasi, kontrak, keselamatan dan kesehatan kerja, dan waktu kerja. Hal ini secara signifikan meningkatkan kondisi kerja dan, pada saat yang bersamaan, meningkatkan produktivitas dan profitabilitas pabrik. Labor Solutions, sebuah perusahaan sosial yang memanfaatkan teknologi untuk melibatkan, menghubungkan, dan mendidik pekerja di seluruh rantai pasokan. Lebih dari satu juta pekerja di 25 negara memiliki akses ke platform eLearning Labor Solutions, WOVO. Tim Labor Solutions akan mendigitalkan konten dan fokus pada penyebaran dan implementasi yang strategis untuk memastikan sebanyak mungkin pekerja dapat mengakses eLearning keselamatan. Desain dan pengembangan kursus akan selesai pada Q2 2022 untuk dimulai di Indonesia dan Bangladesh. Dipersilahkan untuk menghubungi Wakil Presiden Labor Solutions Bijie Li jika Anda tertarik untuk mendukung uji coba di fasilitas Anda.
- ETI + Labor Solutions Mengembangkan Modul eLearning ‘Akses untuk Pemulihan’
Artikel ini ditulis berdasarkan kolaborasi dengan Ethical Trading Initiative dan awalnya dipublikasikan di situs mereka. Pakar industri terkemuka, Ethical Trading Initiative (ETI) dan Labor Solutions, berkolaborasi untuk merancang dan mengembangkan modul eLearning untuk mendukung brand global, pengecer, dan pemasok untuk menerapkan Prinsip Access to Remedy (Akses untuk Pemulihan) dari ETI, untuk melindungi pekerja yang rentan, dengan fokus ke pekerja migran dalam rantai pasok internasional. Access to Remedy (Akses untuk Pemulihan) adalah komponen inti dari UN Guiding Principles on Business and Human Rights (UNGPs) dan merujuk pada kesempatan pekerja untuk mengangkat isu atau masalah – termasuk melalui mekanisme pengaduan operasional (OGMs) – dan memulai remediasi. Pekerja atau pemilik hak yang terkena dampak harus dapat mengklaim pemulihan tanpa takut menjadi korban perundungan. Access to Remedy Principles dirilis oleh ETI pada tahun 2019 untuk menjembatani kesenjangan antara kenyataan yang terjadi dalam rantai pasok dan visi UNGPs. Banyak pekerja di seluruh dunia yang rentan terhadap eksploitasi di tempat kerja. Mereka rentan karena alasan yang berbeda-beda dan dengan cara yang berbeda-beda. Prinsip-prinsip ini berlaku untuk semua pekerja yang rentan, tetapi secara khusus ditujukan untuk kasus pekerja migran, yang sering menghadapi kerentanan tertentu di tempat kerja. Dikembangkan melalui konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan global, termasuk bisnis-bisnis, serikat buruh, dan LSM, 30 prinsip ini berfokus pada: Menyiapkan OGMs, yang memungkinkan pekerja untuk mengangkat isu pada setiap tahap perjalanan migrasi mereka, Kebutuhan untuk memberikan pemulihan yang tepat ketika masalah telah terjadi; dan Bagaimana keterlibatan dan kolaborasi pemaku kepentingan dapat memungkinkan pekerja mengakses hak-hak mereka secara bermakna. Untuk menerapkan Prinsip-Prinsip ini, ETI menugaskan Labor Solutions untuk mengembangkan e-Module interaktif untuk memberikan panduan langkah demi langkah kepada brand, pemasok, dan pengecer yang menggambarkan penerapan prinsip-prinsip ini melalui contoh-contoh praktis dan beberapa studi kasus. Semua sumber tersedia secara gratis dan dapat diakses melalui berbagai saluran, termasuk situs web migrantworkerremedy.org, platform keanggotaan ETI ‘ETI Community’ dan aplikasi WOVO dari Labor Solutions’ mulai 30 Mei 2022. Proyek ini didanai oleh Pemerintah Inggris melalui Modern Slavery InnovationFundmilik mereka dengan tujuan untuk membuat prinsip-prinsip ini lebih mudah diakses oleh bisnis dalam berbagai ukuran sekaligus menginspirasi mereka untuk mengambil tindakan. Tentang e-Module Dibutuhkan waktu sekitar 90 menit untuk menyelesaikan e-Module. Modul ini interaktif dan mencakup informasi dari berbagai sumber penting, bacaan yang bermanfaat, referensi, dan studi kasus dari berbagai anggota ETI termasuk ASOS, H&M Group, Very Group dan Princes Tuna Mauritius, yang membagikan kisah sukses mereka dalam menerapkan prinsip-prinsip ini. Kursus dapat diakses di sini e-Module ini mencakup 4 topik: Memahami Kerentanan Agen Pekerja dan Mekanisme Pengaduan Menyediakan Akses untuk Pemulihan Pertimbangan Utama untuk Bisnis Walaupun pengguna utama e-Module adalah brand, pemasok, dan pengecer, modul ini juga menguraikan peran dan tanggung jawab pemangku kepentingan lain dalam rantai pasok, termasuk serikat buruh, LSM local, dan pemerintah dalam memfasilitasi akses yang efektif untuk pemulihan bagi pekerja. Ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi pemangku kepentingan dan agensi pekerja dalam mencapai tujuan ini. Mengapa Anda harus menyelesaikan Modul eLearning “Seperti yang diberitakan oleh laporan terkini, kemajuan besar telah dicapai selama satu dekade terakhir dalam implementasi UNGP, tetapi masih banyak yang harus dilakukan untuk memastikan kelompok pekerja rentan memiliki akses yang lebih untuk pemulihan yang efektif. Kami berharap sumber daya yang komprehensif ini merupakan kontribusi yang berguna untuk membantu menerapkan prinsip-prinsip Access to Remedy (Akses untuk Pemulihan)” Peter McAllister, Direktur Eksekutif, ETI. “Prinsip-prinsip Access to Remedy menyediakan peta jalan yang penting untuk mewujudkan pekerjaan yang layak menjadi kenyataan. Kami berharap e-Module ini dapat membantu bisnis dalam menerapkan prinsip-prinsip yang dapat dipraktikkan dan membantu melindungi pekerja yang rentan di seluruh rantai pasok global” Elena Fanjul-Debnam, Pendiri dan CEO, Labor Solutions. Bersama-sama, ETI dan Labor Solutions mengajak bisnis-bisnis dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengambil tindakan dengan menerapkan prinsip-prinsip Access to Remedy Principles. Dengan mempelajari modul eLearning ini dan membagikannya di dalam jaringan mereka, pemangku kepentingan lainnya dapat lebih mendukung pekerja yang rentan, termasuk pekerja migran, secara global. Kursus dapat diakses di sini Ethical Trading Initiative (ETI) adalah aliansi perusahaan, serikat pekerja dan LSM terdepan yang mempromosikan untuk menghargai hak-hak pekerja di seluruh dunia. Visi kami adalah dunia di mana semua pekerja bebas dari eksploitasi dan diskriminasi, dan menikmati kondisi kebebasan, keamanan, dan kesetaraan. Labor Solutions, adalah perusahaan sosial yang didirikan, dimiliki, dan dioperasikan oleh wanita, dengan memanfaatkan teknologi untuk melibatkan, menghubungkan, dan mendidik pemangku kepentingan di seluruh rantai pasokan. Layanan dan program Labor Solutions mendorong kebutuhan infrastruktur sosial untuk mendukung perubahan yang berkelanjutan dan berharga di tempat kerja dan rantai pasokan secara global. Tim eLearning Labor Solutions membantu organisasi dan multi-stakeholder initiatives mendigitalkan keahlian mereka dan membuat konten tentang beragam topik, termasuk diantaranya, namun tidak terbatas pada hak asasi manusia, keselamatan dan hak pekerja, migrasi tenaga kerja, praktik dan rekrutmen bisnis yang bertanggung jawab, kesetaraan gender, dan masih banyak lagi.